Friday, August 05, 2005
Pangeran Amat Mude
Alas. Negeri itu diperintah oleh seorang raja yang adil dan bijaksana.
Permaisurinya baru saja melahirkan seorang anak laki-laki. Badannya sehat
dan wajahnya tampan. Raja dan permaisuri yang bahagia memberinya nama Amat
Mude.
Beberapa bulan kemudian, raja mulai sakit-sakitan. Semakin hari sakitnya
semakin parah. Akhirnya, raja yang adil dan bijaksana pun wafat. Seluruh
kerajaan berkabung. Karena putra mahkota Amat Mude masih terlalu kecil, maka
diangkatlah paman Amat Mude menjadi Raja. Paman Amat Mude diberi gelar Raja
Muda.
Sejak saat itu, Negeri Alas dipimpin oleh Raja Muda. Sejalan dengan waktu,
sikap Raja Muda berubah. Ia takut kehilangan kekuasaannya jika nanti
pangeran Amat Mude besar. Maka, ia memerintahkan pengawalnya untuk membuang
Permaisuri dan pangeran Amat Mude. "Buang permaisuri dan anaknya ke hutan!
Mereka pasti tidak dapat bertahan hidup di hutan yang penuh dengan binatang
buas."
Namun, ternyata dugaannya keliru. Hari berganti minggu, minggu berganti
bulan, dan bulan berganti tahun. Permaisuri dan pangeran Amat Mude dapat
bertahan hidup di hutan. Sehari-hari mereka makan dari buah-buahan dan ikan
yang bisa mereka temukan.
Kini pangeran Amat Mude sudah berusia delapan tahun. Suatu hari, pangeran
Amat Mude ingin membantu ibunya mencari ikan. Tak lama, ia berhasil
menangkap seekor ikan. Permaisuri senang sekali! Segera ia ambil ikan itu
untuk diolah menjadi makan siang mereka. Ketika memotong ikan itu,
permaisuri kebingungan, karena mata pisaunya tidak bisa membelah perut ikan.
Ada benda keras di dalam perut ikan. Setelah dibuka, ternyata isinya emas!
Emas murni!
Emas itu membuat hidup Permaisuri dan pangeran Amat Mude kaya raya dan hidup
bahagia. Kabar ini didengar oleh Raja Muda. Maka, Raja Muda meminta Amat
Mude menghadapnya. "Aku dengar hidupmu sekarang enak. Tapi, jangan senang
dulu! Aku perintahkan kamu untuk membawa sebuah kelapa gading. Kelapa itu
adalah obat untuk istriku yang sedang sakit. " Ucapnya.
Amat Mude segera pergi mencari kelapa gading itu. Setelah berjalan cukup
jauh, ia tiba di sebuah pantai.
Disinilah Amat Mude menemukan sebuah kelapa gading yang dibutuhkan Raja
Muda. Segera ia bawa kelapa itu untuk dipersembahkan kepada Raja Muda. Raja
Muda tertegun. Ia tidak menyangka Amat Mude mau dengan tulus menolongnya
mencari obat untuk istrinya. Hati Raja Muda tersentuh dengan kebaikan Amat
Mude.
Raja Muda menyadari tingkah lakunya selama ini. Ia lalu berkata kepada
Permaisuri dan pangeran Amat Mude, "Aku minta maaf atas sikap dan
perbuatanku selama ini. Ternyata walaupun aku sudah berbuat jahat, kalian
berdua masih mau menolongku dengan tulus. Hati kalian memang baik sekali. "
Raja Muda juga menyerahkan kekuasaannya kepada yang berhak, yaitu pangeran
Amat Mude. Sejak saat itu, Negeri Alas diperintah oleh Raja Amat Mude dengan
didampingi oleh pamannya yang telah insaf.
Ternyata, kecurangan dan keburukan hati bisa dikalahkan oleh kebaikan hati
yang tulus.
[Dongeng ini diambil dari Kumpulan Dongeng Anak-Anak Indonesia, yang ditulis
oleh MB Rahimsyah]
0 Comments:
Want to Post a Comment?