Sunday, August 07, 2005
Gagak dan Rubah
hari ia memasang perangkap di berbagai tempat. Apa yang tertangkap dalam
perangkap itulah yang menjadi makanannya. Kadang-kadang tikus, kadang-kadang
ayam, atau kadal.
Selama ini rubah tidak pernah kesulitan mendapatkan makanan, karena
perangkapnya selalu berhasil. Namun, beberapa hari terakhir ini, rubah
selalu menemukan perangkapnya kosong. Tak ada tikus, tak ada ayam ataupun
kadal. Rubah berpikir, "Apa yang terjadi ya? Umpan yang kupasang selalu
habis, tapi aku tak mendapatkan apa-apa. Pasti ada yang mencuri makananku."
Rubah lalu mulai menyelidikinya. Ia memasang perangkap seperti biasa. Namun
kali ini, setelah selesai memasang perangkap, ia tidak pergi begitu saja. Ia
bersembunyi di balik semak-semak dan memperhatikan perangkapnya.
Satu jam, dua jam berlalu. Hop! Seekor tikus terperangkap! Walaupun begitu,
rubah tak langsung mengambil tikus itu. Ia biarkan tikus itu di dalam
perangkap. Satu jam, dua jam berlalu. Lalu, dari atas, datanglah seekor
burung gagak.
Gagak mendekati tikus yang terperangkap. Hmm, itu akan jadi santapan yang
lezat baginya. Maka dengan gesit, gagak menyusup ke dalam perangkap dan
mengigit tikus itu. Wah, rubah yang mengawasi dari kejauhan menjadi kesal.
"Ternyata selama ini, gagak itu yang telah mencuri makananku!"
Walaupun begitu, rubah tak langsung menyerang si gagak. Karena tak sadar
diintai, gagak terus saja mengigit tikus yang didapatnya. Lalu gagak terbang
dan hinggap di sebuah dahan pohon sambil membawa tikus di paruhnya.
Melihat gagak beristirahat di dahan, rubah menyapanya,"Halo gagak! Sedang
apa kau diatas sana?"
Gagak tak menjawab, sebab kalau ia menjawab, tikus santapannya, bisa
terjatuh. Lalu, rubah berkata lagi,"Gagak, aku banyak mendengar cerita
tentang dirimu. Aku dengar kamu adalah pemburu yang hebat. Pasti benar.
Lihat saja, kau berhasil menangkap seekor tikus."
Gagak agak tinggi kepala. Senang juga ia dipuji seperti itu. Lalu, rubah
melanjutkan,"Kata binatang-binatang lain di hutan, kamu juga bisa terbang
melesat secepat angin. Wah, wah, kamu memang binatang hebat. Tapi ada sih
satu hal yang membuatmu tidak sempurna. Kata mereka, suaramu buruk. Parau
dan memekakkan telinga."
Mendengar hal itu, telinga gagak jadi panas. Ia yakin, ia memiliki suara
yang indah. Maka, gagak segera membuka paruhnya dan mulai bersuara.
Tentu saja, ketika gagak bersuara, tikus yang ada di paruhnya jatuh ke
tanah. Lalu, rubah langsung mengambil tikus itu, dan berkata,"Aha! Ternyata
kau tak secerdas yang kuduga. Kau hanya pandai mencuri. Kamu telah mengambil
makananku. Sekarang, aku harap kau malu akan perbuatanmu dan tidak
mengulanginya lagi. Kalau kau mau, aku bisa mengajarkanmu membuat
perangkap."
Gagak jadi malu. Ia sadar selama ini ia telah menyusahkan si rubah. Gagak
menyesal. Mulai saat itu, gagak belajar membuat perangkap dan menangkap
makanannya sendiri dan tak mencuri lagi.
[Dongeng ini diambil dari Seri Dongeng Sedunia, yang ditulis oleh Gianni
Padoan]
0 Comments:
Want to Post a Comment?