Tuesday, August 09, 2005
Kancil dan Kerbau
udara segar. Tiba-tiba seekor burung Emprit menyapanya,"Halo, apa kabar,
Cil?"
"Kabar baik, Emprit! Bagaimana dengan kamu?"
"Begini,Cil,.." Belum sempat burung Emprit menjawab pertanyaan kancil,
tiba-tiba terdengar suara rintihan. Kancil mencari arah suara. "Seperti
suara mahluk yang menangis? Siapa ya, Emprit?"
Emprit menjawab,"Aku tadi baru mau cerita itu.. Pak Kerbau kasihan, deh.Ayo,
kita kesana!"
Lalu sampailah mereka ke tempat Pak Kerbau. Tampak Pak Kerbau sedang
merintih. Di punggungnya bertengger seekor buaya.
"Mengapa kau menangis Pak Kerbau? Dan mengapa kau menggendong Pak Buaya?"
tanya Kancil.
"Aku mencoba menolong Pak Buaya dari bahaya, tapi dia malah menerkam, ingin
memangsaku,"jelas Pak Kerbau. "Aku berusaha melepaskan pohon kelapa di
punggungnya. Setelah lepas, dia malah naik ke punggungku sambil berkata,'Kau
akan menjadi mangsaku Kerbau!' "
"Oh..begitu."
Kancil lalu bertanya pada Pak Buaya,"Apa betul cerita Pak Kerbau tadi , Pak
Buaya?"
"Oh, betul sekali, Kancil. Tak ada yang dikurangi satu kata pun.He.
.he....he."
"Lalu mengapa Bapak tidak membalas kebaikan Pak Kerbau?" tanya Kancil lagi.
"Bukan aku tak tahu membalas budi," jawab Buaya," tapi aku lapar sekali!
Seharian aku belum mendapat mangsa, eh malah tertimpa pohon kelapa! Aku
berteriak, merintih, karena kesakitan. Lalu datang Pak Kerbau menolongku!
Nah, ketika dia merunduk, melepaskan pohon kelapa itulah, aku naik ke
punggungnya.He..he..he.."
Kancil lalu diam sejenak dan berpikir. "Baiklah Pak Buaya, kau pantas
mendapatkan Pak Kerbau sebagai mangsa karena kebodohannya. Dan salut atas
kecerdikanmu! Tapi.. "
Kancil berhenti sejenak sambil tersenyum cerdik. Lalu ia melanjutkan,"
Tapi..bisa nggak diperagakan ulang bagaimana cara Pak Buaya melompat ke
punggung Pak Kerbau!"
"Oh, begitu,Cil! Ah, itu sih gampang! Mudah, Cil!" kata Pak Buaya.
Karena tersanjung oleh kata-kata Kancil, Pak Buaya dengan senang hati turun
untuk menunjukkan asal kejadian. "Ayo, Cil! Akan aku tunjukkan kecerdikanku
padamu,Cil! He..he..he.. Ayo, kita egera ke tempat kejadian." ajak Pak
Buaya.
Lalu sampailah mereka di tempat di kejadian.
"Begini.Mula-mula, aku berjemur, di dekat sungai ini. Lalu tiba-tiba batang
kelapa itu roboh dan menimpaku."
"Oke..oke.sebentar.Tolong, Pak Kerbau letakkan batang kelapa itu ke punggung
Pak Buaya," kata Kancil.
Buaya sangat terkejut dengan rencana Kancil. "Tenang saja, Pak Buaya! Ini
kan Cuma sebentar! Supaya kita tahu kejadian yang sebenarnya," jelas Kancil.
Kerbau segera mengambil batang pohon kelapa yang tadi menindih Buaya. Lalu
ia melemparkannya ke atas punggung Buaya. Bruk!
"Wadow..!" jerit Buaya.
"Eitt! Pelan-pelan, dong! Kasihan 'kan, Pak Buaya!" seru Kancil.
"Oh, begini ya.Apakah begini posisinya, Pak Kerbau?" kata Kancil.
"Iya, begitulah waktu aku datang menolongnya." kata Kerbau.
Sementara itu Buaya mengeluh,"Uuugh, berat sekali ,Cil.Sudah,dong. Katanya
Cuma sebentar."
Kancil tersenyum lalu berkata pada Kerbau,"Mari kita tinggalkan tempat ini.
Biarkan saja dia merasa kesakitan. Karena dia tidak tahu bagaimana membalas
budi!"
"Cil, jangan begitu...Kerbau, tolong aku ya..Hu..hu..hu. Jangan tinggalkan
aku sendirian. Aku janji tidak akan curang dan nakal lagi.. Huhuhu. Cil, aku
mohon jangan tinggalkan aku. Sakit, nih,ugh! Hu..hu..hu.. Aku kapok, Cil!"
Iba juga hati Kancil dan Pak Kerbau mendengar rintihan Pak Buaya. Akhirnya
ia berkata,"Baiklah, Pak Buaya, bila kau telah menyadari kesalahanmu. Kami
maafkan!"
Kerbau lalu mengangkat batang pohon kelapa itu dan menolong Buaya.
Dengan penuh penyesalan Buaya berkata,"Kerbau, aku minta maaf atas
kesalahanku. Dan juga kau,Cil, terima kasih atas kebaikanmu!"
Kerbau pun tak lupa mengucapkan terima kasih. "Terima kasih,Cil! Kau tealah
menolongku dari ancaman Buaya. Mulai dari sekarang aku akan selalu waspada."
Dongeng ini bisa didapatkan dalam kemasan Dancow kotak 400 gram atau 800
gram
0 Comments:
Want to Post a Comment?