Monday, January 23, 2006
Telur Emas
Di sebuah desa, tinggallah seorang peternak. Peternak ini hidup dari menjual
telur. Akhir-akhir ini, peternak itu sering sekali mengeluh. Ia kesal karena
ayam-ayamnya tidak lagi bertelur sebanyak seperti biasanya.
"Huh, ada apa sih dengan ayam-ayamku ini? Kenapa telur mereka sedikit
sekali?"
Pak Peternak sudah mencoba mengganti makanan untuk ayam-ayam itu dengan
makanan yang istimewa. Tapi tak ada hasilnya. Tetap saja, ayam-ayam itu
bertelur sedikit.
Suatu hari, saat Pak Peternak sedang memeriksa telur di antara jerami, ia
melihat sesuatu yang mengkilap. "Wah, apa itu? Telur emas?"
Pak Peternak terkejut sekali! Ia masih tidak yakin, kalau ayamnya menelurkan
telur emas. Jangan-jangan ia bermimpi. Ia periksa telur itu dengan seksama.
Ya! Memang benar! Itu adalah telur emas! Pak Peternak senang sekali! "Ini
baru ayamku yang hebat!" Teriaknya gembira.
Pak Peternak lalu mengambil ayam istimewa yang telah menelurkan telur emas.
Ia pisahkan ayam itu dari ayam-ayam yang lain. Pak Peternak memberikan
tempat yang nyaman dan tenang, supaya ayam bisa bertelur emas lagi.
"Kalau aku bisa mendapatkan satu telur emas, satu butir saja setiap hari,
pasti aku bisa jadi peternak paling kaya di desa ini." Gumamnya.
Setiap pagi, Pak Peternak mengangkat ayam itu dan memeriksa di antara jerami
apakah ada telur emas. Setiap kali itu pula, tak ada sebutir pun telur emas
disana. Bahkan telur biasa pun juga tidak ada. Pak Peternak tak menyerah, ia
tetap terus melakukannya setiap pagi.
Sementara itu, ayam istimewa itu justru mulai merasa lelah karena setiap
pagi diangkat untuk diperiksa telurnya. Walaupun pada awalnya, ia tidak
merasa keberatan, namun kali ini ia tidak bisa bersabar lagi.
Akhirnya, ayam itu memutuskan untuk menelurkan telur-telur biasa saja. Satu
butir sehari, seperti ayam-ayam yang lain.
Wah, Pak Peternak jadi marah saat menemukan telur-telur biasa itu!
"Aku sudah memberikan semua yang istimewa untukmu, tapi kau malah menelurkan
telur-telur biasa! Yang aku mau adalah telur emas!"
Karena dimarahi oleh Pak Peternak, ayam itu jadi makin kesal. Ia malah tidak
mau bertelur sama sekali! Bahkan, ayam-ayam yang lain jadi ikut-ikutan
kesal! Semua ayam di peternakan itu mogok bertelur! Sejak hari itu, Pak
Peternak jadi tidak mendapatkan satu butir telur pun!
"Wah, bagaimana ini? Aku bisa bangkrut kalau aku tidak mendapatkan telur!"
Maka, ayam-ayam itu membuat perjanjian dengan Pak Peternak. Mereka berjanji
akan bertelur lagi, asalkan Pak Peternak mau merubah sikapnya menjadi lebih
baik dan sabar. Pak Peternak lalu mengakui kesalahannya dan berjanji,"Selama
ini aku hidup dari telur-telur yang diberikan ayam-ayamku. Kalau mereka tak
mau bertelur, aku bisa bangkrut. Baiklah, mulai sekarang aku akan
memperlakukan semua ayam-ayamku dengan lebih baik."
Akhirnya, semua ayam di peternakan mendapatkan perlakuan yang baik. Mereka
pun jadi bertelur lebih banyak setiap paginya. Pak Peternak jadi ikut
bahagia, walaupun tak mendapatkan telur emas lagi.
[Dongeng ini diambil dari 365 Cerita Sebelum Tidur, yang ditulis oleh
Maureen Spurgeon]
****Jadi Manusia jgn serakah, jgn selalu ingin sesuatu yg berlebihan....kebahagiaan tidak selalu pada harta, kalo kita selalu merasa cukup moga2 rejeki itu selalu ditambahkan olehNya****
0 Comments:
Want to Post a Comment?