This my favor story collection. My mom took from many source ^o^ Let`s enjoy to read....

My Photo
Name:
Location: Nagaoka, Niigata-Ken, Japan

Previous Posts Daily Reads/Friends

Hi, I`m Fayza Nirwasita and Himeriko Awahita. Fayza called caca, borned at July,9th 2002 at Hermina,Depok-Jakarta. Himeriko called hime, borned at March,13th 2007 at Niseki Hospital-Nagaoka,Japan. Now we grew up at Nagaoka-Japan while my lovely papamama studied here.

Kalau kita mau belajar mengalihkan pandangan kita ke dalam diri sendiri, mau mengenal keadaan hati dan pikiran sendiri secara jujur, akan tampaklah bahwa selain kejam, kita pun munafik-munafik besar. Mulut bicara tentang saling kasih antar manusia, namun mata memandang penuh iri dan benci, tangan dikepal siap saling hantam, hanya untuk memperebutkan uang, kedudukannya, nama dan juga memperebutkan... kebenaran bukan lain hanyalah kebenaran diri sendiri masing-masing dan karenanya menjadi kebenaran palsu.KPH

Powered by Blogger

Monday, February 06, 2006

Tidak ada kata terlambat sebelum ajal menjelang

Penyesalan yang Terlambat Sesuatu baru disebut terlambat jika alam sudah berganti wujud. KADIR meratapi diri saat harus merelakan rumahnya berpindah tangan ke pemilik baru. Serentetan penyesalan bermain-main di pikirannya. Salah satu yang disesali adalah kala dia salah menginvestasikan modal di bisnis sembako yang dipercayakan kepada kawannya. "Duh, kenapa saya mempercayakan kepada dia!" Itulah penyesalan yang beberapa waktu terakhir membayangi kehidupan dia.Kadir adalah pengusaha motor bekas. Berawal dari hanya jualan satu-dua motor, kemudian dia berhasil menjadi juragan motor. Mapan di bisnis motor, dia melirik usaha sembako. Ini gara-gara salah seorang pembeli motor memberitahu bahwa bisnis sembakonya berkembang dengan skema yang berbeda dengan sistem konvensional. ''Pasti untung,'' kata orang itu meyakinkan.Istri Kadir ragu, dan melarang suaminya ikut-ikutan bisnis sembako. Bagi dia, usaha motor sudah cukup. Apa lagi yang dicari? Benar saja, Kadir ditipu. Awalnya, satu-dua transaksi berjalan lancar. Namun, setelah Kadir membenamkan sebagian besar uangnya, modal itu malah dibawa kabur. Dan, bukan hanya uang Kadir yang dibawa lari, uang milik sejumlah orang di kampungnya pun ikut raib.Celakanya, yang membuat Kadir lebih menyesal, modal yang ditanamkan di bisnis tersebut bukan hanya uang miliknya, melainkan juga duit pinjaman. Nasib! Maka, untuk menutupi modal pinjaman yang dilarikan, Kadir terpaksa pindah ke rumah kontrakan. Sakit, memang.

Suatu hari, Kadir ikut pengajian Wisata Hati, dan diceramahi bahwa penyebab datangnya rezeki adalah rasa syukur. Sedangkan penyebab semua rezeki dicabut adalah kufur (lupa diri). Allah akan selalu menyediakan jalan kebaikan buat mereka yang bersyukur. Sebaliknya, ada pula jalan keburukan yang Allah sediakan buat mereka yang lupa diri.Tanda-tanda syukur itu mudah dilihat. Yaitu, bila beribadah hanya kepada Allah, berlaku benar, dan menjalin hubungan dengan orang lain secara baik. Adapun tanda-tanda lupa diri adalah bila ibadah pada Allah berkurang atau malah tidak pernah beribadah, dan hubungan pada sesama tiada bagus-bagusnya.

Tingkat lupa diri ini makin parah bila enggan bersedekah alias pelit, serta serakah. Mendengar ceramah itu, Kadir mengamini. Ia juga langsung instrospeksi mengapa usahanya jatuh bangkrut dan merugi. Dulu, kala yang dia jual baru satu-dua motor, ibadah salat tak pernah ditinggalkan. Malah, kadang ia sempatkan berjamaah di musala. Bisnis motor itu ia tekuni setelah dirinya di-PHK dari kantor. Namun, kala bisnisnya maju, ia justru sering telat salat. Bahkan beberapa kali kelewatan atau tidak salat. Salat sunah dan puasa sunah, yang dulu rajin dikerjakan, belakangan juga ditinggalkan karena dirasakan berat. Ia lebih syur memburu duniawi. Padahal, semua itu merupakan sebagian pertanda bahwa hati dia sedang dilanda penyakit. Penyakit hati!Introspeksi Kadir melecut kembali kesadarannya bahwa bisnis dia yang jatuh bangkrut merupakan sentilan Allah. Dulu, sebagai karyawan dia memiliki seorang anak yatim. Begitu ia di-PHK, Allah menghadiahkan bisnis motor yang penghasilannya melebihi gajinya kala jadi pegawai. Anak yatim itulah yang menyelamatkan kehidupan ekonomi dia. Itu semua disadari Kadir.Namun, terus terang, kesadaran tersebut tidak menambah kebersyukuran Kadir. Keimanan dia juga tidak bertambah. Terbukti, kala bisnis motornya maju, anak yatim yang disantuni masih tetap satu. Kadir pun tersenyum sendiri menyikapi kekeliruannya. Padahal, mestinya dengan bertambahnya penghasilan, jumlah yang disedekahkan juga meningkat. ''Kesenjangan'' itulah yang diingatkan oleh Allah.Kadir mengamini mengapa ia jatuh bangkrut dan merugi. Ia kembali mengilas balik kehidupan. Rupanya, ada pula kebiasaan yang ditinggalkan: silaturahmi! Dulu, pergi ke kerabat atau sanak famili adalah sesuatu yang nomor satu. Ia rutin mengunjungi keluarga sendiri maupun keluarga istri. Kebetulan rumah keluarga dia dan rumah keluarga istrinya hanya berbeda kampung. Saban minggu ia luangkan waktu untuk silaturahim. Juga berkunjung ke kawan-kawan. Mulai dari menengok yang sakit, melayat yang meninggal, maupun bentuk silaturahim lain. Tapi, begitu bisnisnya berkembang, ia merasa sayang meluangkan waktu. Waktu adalah uang.Di pengajian Wisata Hati, Kadir masih mendengar ustad berbicara, "Bersyukurlah bila Allah mengingatkan. Mengingatkan dengan serangkaian kejadian yang mungkin dirasa tidak enak. Mengapa? Sebab Allah menghendaki kebaikan. Allah Maha Merindukan hamba-hamba-Nya. Ketika Dia mendapati hamba-Nya menjauh dari-Nya, Allah akan mencari jalan agar hamba-Nya itu kembali. 'Dan Kami timpakan sebagian buruk akibat buruk perbuatan seseorang adalah agar ia kembali' (Q.S. As-Sajdah: 21).""Dan bila Allah masih mau memperingatkan kita, itu pertanda kita masih disayang Allah. Bila kita saat ini sedang bermasalah, entah itu jatuh bangkrut, dililit utang, terkena penyakit, piutang tidak tertagih, sulit punya jodoh dan/atau belum punya keturunan, sedangkan kita tahu bahwa kita tidak bagus beribadah kepada Allah, dan tidak bagus berhubungan dengan manusia... cobalah perbaiki dulu. Insya Allah, perbaikan hidup akan terjadi seiring dengan perbaikan diri. Dan, belum bisa disebut terlambat, kecuali ajal sudah menjelang. Selama masih hidup, semua masih mungkin dikejar dan diperbaiki...."Kadir mendengar, dan mudah-mudahan telinga kita pun mendengar. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Kehidupan yang buruk terlalu mudah bagi Allah untuk mengubah menjadi baik. Sebab kekuasaan ada di tangan Allah. Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita akan membahas "bagaimana keluar dari keterpurukan".

Salam, Yusuf Mansur.www.wisatahati.com (http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=91780)


| bibipbondry posted at 5:23 PM |


0 Comments:

Want to Post a Comment?

Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com