This my favor story collection. My mom took from many source ^o^ Let`s enjoy to read....

My Photo
Name:
Location: Nagaoka, Niigata-Ken, Japan

Previous Posts Daily Reads/Friends

Hi, I`m Fayza Nirwasita and Himeriko Awahita. Fayza called caca, borned at July,9th 2002 at Hermina,Depok-Jakarta. Himeriko called hime, borned at March,13th 2007 at Niseki Hospital-Nagaoka,Japan. Now we grew up at Nagaoka-Japan while my lovely papamama studied here.

Kalau kita mau belajar mengalihkan pandangan kita ke dalam diri sendiri, mau mengenal keadaan hati dan pikiran sendiri secara jujur, akan tampaklah bahwa selain kejam, kita pun munafik-munafik besar. Mulut bicara tentang saling kasih antar manusia, namun mata memandang penuh iri dan benci, tangan dikepal siap saling hantam, hanya untuk memperebutkan uang, kedudukannya, nama dan juga memperebutkan... kebenaran bukan lain hanyalah kebenaran diri sendiri masing-masing dan karenanya menjadi kebenaran palsu.KPH

Powered by Blogger

Thursday, May 04, 2006

Buaya Ajaib

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki bernama Towjatuwa di tepian
sungai Tami daerah Irian Jaya.

Lelaki itu sedang gundah, oleh karena isterinya yang hamil tua mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya. Untuk membantu kelahiran anaknya itu, ia membutuhkan operasi yang menggunakan batu tajam dari sungai Tami.

Ketika sedang sibuk mencari batu tajam tersebut, ia mendengar suara-suara aneh di belakangnya. Alangkah terkejutnya Towjatuwa ketika ia melihat seekor buaya besar di depannya. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan. Buaya besar itu pelan-pelan bergerak ke arah Towjatuwa. Tidak seperti buaya lainnya, binatang ini memiliki bulu-bulu dari burung Kaswari di punggungnya. Sehingga ketika buaya itu bergerak, binatang itu tampak sangat menakutkan.

Namun saat Towjatuwa hendak melarikan diri, buaya itu menyapanya dengan ramah dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Towjatuwapun menceritakan keadaan isterinya. Buaya ajaib inipun berkata: "Tidak usah khawatir, saya akan datang ke rumahmu nanti malam. Saya akan menolong isterimu melahirkan." Towjatuwa pulang menemui isterinya. Dengan sangat berbahagia, iapun menceritakan perihal pertemuannya dengan seekor buaya ajaib.

Malam itu, seperti yang dijanjikan, buaya ajaib itupun memasuki rumah Towjatuwa. Dengan kekuatan ajaibnya, buaya yang bernama Watuwe itu menolong proses kelahiran seorang bayi laki-laki dengan selamat. Ia diberi nama Narrowra. Watuwe meramalkan bahwa kelak bayi tersebut akan tumbuh menjadi pemburu yang handal.

Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya akan mati. Sejak saat itu, Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi binatang yang berada disekitar sungai Tami dari para pemburu.

(Diadaptasi secara bebas dari, Alice M. Terada, "The Magic Crocodile," The Magic Crocodile and Other Folktales from Indonesia, Honolulu: University of Hawaii Press, 1994, hal 135-142)


| bibipbondry posted at 4:58 AM |


0 Comments:

Want to Post a Comment?

Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com